Ketika Kamu Kecewa

Pagi ini suasana sebuah desa di ujung kulon kota Gresik terasa berlipat lebih panas dari biasanya. ditambah lagi suasana kerumunan orang berbondong-bondong menuju pasar semakin melangkapi suasana "sumpek" seorang gadis yang sedang duduk termenung diatas kursi kasir sebuah toko bernama "segera Jaya". dia ingat bahwa sejak tadi pagi ia bangun, perasaannya sudah tidak karuan, seperti ada sesuatu yang hilang. Ya, sesuatu yang besar telah terjadi pada dirinya, sesuatu yang tidak asing sebenarnya namun ia tetap tak dapat menanganinya. Begitulah manusia, katanya sebaik apapun kita mempersiapkan diri, kita tidak akan pernah benar-benar siap dengan hal buruk. "sepertinya lagu bertema agama baik untuk memperbaiki mood.ku hari ini" gumamnya dalam hati sambil cepat-cepat menekan aplikasi youtube dan memutar playlist bergambar seorang lelaki bersorban. Sederetan lagu religi mulai dari yang berjudul ya Hannan ya Mannan, taubat, takdir, sampai tiada duka yang abadi, berurutan tanpa jeda mengalir menemani gadis itu, masuk melalui lubang kanan dan kiri telinganya, ke tenggorokannya kemudian mengalir melalui aliran darahnya dan menuju suatu tempat bernama "kalbu".  tak lama kemudian ia tersenyum. 

Diwaktu bersamaan ketika ia tersenyum, dilihatnya di seberang jalan lelaki tua yang tidak lagi sempurna cara berjalannya, ia menggunakan tongkat yang ditaruhnya di ketiak kanannya, membantunya menopang beban tubuhnya ketika berjalan. tubuh lelaki itu sudah mulai keriput, wajahnya sayu, dan rambutnya mulai memutih. Tapi meskipun sudah berkurang semua keindahan fisiknya, gadis ini tahu kebijaksanaan tak pernah beranjak sedikitpun dari sosok lelaki itu, ayahnya. 

Gadis itu tahu, ayahnya sedang menuju ke arahnya. iya cepat-cepat mematikan playlistnya dan mengusap air matanya. ayahnya duduk disebelahnya. seperti biasanya kedua orang yang sedang duduk berdampingan itu sama sama bingung bagaimana cara memulai obrolan yang benar. Namun karena kepalanya seakan mau meledak, gadis itu memutuskan untuk bicara, "Yah, apa aku punya kesalahan besar ya sama Allah,, setiap apa yang aku inginkan itu selalu seakan akan hampir sampai, Namun ketika hampir itu sudah dekat ke garis finish semuanya dibalikkan ke titik nol" ujar gadis itu kepada ayahnya yang memang tak banyak bicara. 

Ayahnya memandangnya sebentar, menghela napas dan kemudian berujar, "Nak,, hidup ini punya banyak spektrum yang pasti kita manusia tidak bisa menjangkaunya". Gadis itu masih diam menunggu kelanjutan nasihat ayahnya.

"Kalau sesuatu yang buruk terjadi pada kita, belum tentu itu jelek dan sebaliknya. Maka ketika kita mengalami kekecewaan, baik sama orang atau hal apapun, maka kita harus memegang pada satu poros, satu titik pandang, yaitu Allah".

ayahnya melanjutkan ceramahnya "Jadi kita harus dengan cermat melihat posisi kita. yang pertama, apakah kita berposisi sebagai dholim atau madhlum. Sedalam apapun kekecewaan yang kamu perloreh kamu harusnya tidak risau jika posisimu adalah madhlum (artinya orang yang terdholimi), karena jika kamu tidak berposisi sebagai dholim, maka kemungkinan Allah tak akan marah kepadamu. dan yang paling penting lagi, jangan sampai orang yang mendholimi kamu tahu kalau kamu terdholimi. kalau kamu kecewa sebisa mungkin jangan tampakkan kalau kamu kecewa, kalau kamu marah jangan tampakkan kamu sedang marah".

"Kedua, apakah kekecewaan yang kamu alami itu mendekatkan atau menjauhkanmu dari Allah. jika musibah, kesedihan, kekecewaan dan apapun kita akan mengistilahkan itu adalah dapat mendekatkan kita kepada Allah, menyadarkan kita bahwa kita itu lemah, maka itu baik bagimu. Jadi reaksi kamu terhadap suatu hal jangan bertumpu pada kehendakmu sendiri, Tapi sekali lagi, lihatlah pada satu poros tadi".

"ketiga, apapun yang menimpamu, jangan pernah tinggalkan amalanmu kepada Allah, Shalatmu, wiridmu, puasamu, tirakatmu haruslah tidak berkurang dengan apapun dan seberapapun kekecewaaan yang kamu alami"

"Allah tidak akan menghilangkan sesuatu untukmu, melainkan akan menggantinya dengan yang lebih baik. tentu syaratnya jika hubunganmu baik sama Allah. Dan kamu baru bisa melihat petunjuk itu jika hati dan pikiranmu bersih. caranya bagaimana kamu pasti sudah cukup mengetahuinya".

"kalau kamu masih menginginkan sesuatu itu, ya tinggal minta aja sama Allah. Rahmat Allah luas yang penting jangan pernah putus asa dalam berharap sama Allah". Ayahnya mengakhiri nasihat panjangnya.

Gadis itu tersenyum lagi seraya bersyukur bahwa Allah tak pernah benar benar meninggalkannya. 



Comments

Popular Posts